September 6, 2007

Rencana Tuhan Pasti Indah

Ngantuk, cape, lelah sepulang kantor hari ini, ditambah lagi SK Penempatan yang belum menemui kabarnya, menjadikan inbox hp penuh dengan pertanyaan yang sama : kapan penempatan! fiuhhh...jadi serba salah ngejawabnya, memang bener2 belum bisa dipastikan kapan, bahkan bolak-balik tanya ke berbagai sumber termasuk ke Subbag Mutasi, jawabannya sama : proses sdh berjalan dan sebentar lagi bisa dipublikasi. Tapi ternyata semakin berlarut-larut, ada apa gerangan? Mohon maaf ya…. temen2 yang sms-nya tidak dijawab, bukannya ga mau ngejawab, atau ga punya pulsa, hanya saja info yang ada masih sangat terbatas dan belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Makanya besok TPP mau menemui Kabag Kepegawaian untuk menanyakan masalah ini termasuk juga urusan SPMT untuk pencairan gaji, mudah2an mendapatkan pencerahan. Saya-pun faham sepenuhnya masalah-masalah yang dihadapi tmn2 akuntansi-djp, ada yg bermasalah dg kos2an, masalah mau pesen tiket mudik, masalah di tempat magang yang mulai kurang kondusif, masalah, masalah, dan masalah yang diharapkan dengan keluarnya SK Penempatan dapat sedikit memperingan masalah tersebut. Meski sebenarnya menurut saya, kondisi ini masih lebih baik.
Mungkin kita perlu untuk ber-instrospeksi diri, apa yang telah kita lakukan, apakah hal yang telah kita lakukan sudah mendukung proses atau malah justru kontraproduktif dengan proses. Barangkali ada sesuatu tindakan yang tanpa kita sadarai telah melukai hati dan perasaan rekan-rekan di kantor tempat magang, atau bisa jadi benar teguran-teguran dari para pejabat terkait yang pernah disampaikan TPP berpengaruh terhadap proses yang kita jalani. Dari Subbag Gaji, malah memerintahkan masalah rapelan diurus sendiri padahal tahun sebelumnya tidak demikian, dari Subbag Mutasi, penempatan berlarut-larut. Wallahu’alam!, saya sedang tidak menyalahkan siapapun, tapi saya mengajak untuk sama2 instropseksi diri kita, ini bagian dari proses yang harus dijalani. Kadang memang EGO kita selalu keluar dan mendahului akal dan nurani kita. Mestinya saya dan teman2 lebih menyadari bahwa pegawai djp yg diurus kantor pusat bukan cuma 1, 2, atau 200 orang, tapi ada sekitar 30.000 pegawai, kita hanyalah bagian kecil darinya, maka masalah kos2an, pesen tiket mudik, dsb itu semua urusan pribadi, dan sangat jauh dari lingkaran kebijakan. Jangan terbalik, kebijakan yang menyesuaikan dengan keinginan kita, tapi kita-lah yang harus bisa menyesuaikan dengan kebijakan dan peraturan yang ada. Karena ternyata untuk masalah harapan dan keinginan manusia tidak akan pernah ada habisnya untuk diikuti. Kalo masalah dengan kos2an, apakah mau diperpanjang, atau bahkan nyari kos baru, saya pikir tidak ada salahnya sedikit berkorban, kalopun sudah terlanjur nyari kos tapi ternyata pengumuman penempatan keluar, ya...gpp minimal bisa buat nitip barang. Saya aja telah memperpanjang kos dari mulai lulus sampai sekarang sudah menginjak bulan ketiga belas. Berpikir ringan dan menyikapi masalah dengan bijak, ingat! Kita harus lebih besar dari masalah yang kita hadapi, jangan mau dikalahkan oleh masalah. Dan setiap masalah pasti ada solusi, yang jadi masalah justru sikap kita terhadap masalah itu sendiri…. Halah…, kok jadi muter-muter gini, iya emang dasar mata udah ngantuk!
Sebenernya pgn tidur lbh awal, tapi masih sore, jam digital di pojok layar laptopku baru menunjuk angka 20:50. Laptop yang sangat setia menemani, dengan diiringi musik instrumental dari kitaro, kembali saya buka [tppakun06 online] yang pada hari ini sepertinya teman2 mencapai kejenuhan yang semakin menjadi shg postingan di shoutbox-pun jadi semakin ga jelas. Pas browsing artikel yang tersimpan di harddisk (yang cukup banyak dari berbagai sumber, bahkan sampai sekarang saya belum tau isi harddisk secara keseluruhan, tentu saja ini akibat hobi copy and paste dari file2 yg mampir) menemukan artikel yang cukup menarik, yang ingin saya bagi dengan anda, barangkali belum pernah membacanya, kalo sudah pernah ya gpp, sekedar untuk menepuk punggung saja…
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini; nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas. "Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; " anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu. "
Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. Kemudian ibu berkata: "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Allah; "Allah, apa yang Engkau lakukan? "Ia menjawab: "Aku sedang menyulam kehidupanmu. "Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Kemudian Allah menjawab, "Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."
Jika Allah memang belum mengabulkan apa yang kita harapkan, hiburlah diri dengan prasangka tinggi bahwa semakin Allah menunda insya Allah semakin baik kualitas yang akan Allah berikan suatu saat nanti karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan kesabaran hamba-Nya. Kalaupun belum mampu memberikan solusi, menjaga perasaan dan memiliki kepekaan kepada sesama adalah hal terbaik dalam ikatan ukhuwah kita.
"In tanshurullaha yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum"

1 comment:

ahmad muzaini said...

Saya setuju dengan mas Ihwan. Memang kita, manusia, memiliki banyak keterbatasan. Kita tidak tahu rencana Allah. Mudah2an teman2 tetap bersabar menunggu penempatan, sambil terus berusaha. Dan gak ada salahnya, sambil menunggu, mengisinya dengan bekal pengetahuan dan pengalaman di tempat yang sekarang.